SMOG FREE TOWER: Solusi Udara Bersih di Perkotaan

Siapa si yang tak ingin udara di sekitar kita bersih, apalagi kita yang hidup di lingukngan perkotaan. Sebagai solusi dari buruknya kualitas udara di lingkungan perkotaan kini ENS Air Cleaner yang berkolaborasi dengan Studio Roosegaarde telah mendesain alat bernama SMOG FREE TOWER. Alat ini merupakan pemurni udara yang prinsipnya mirip dengan vaccum cleaner yang biasa kita gunakan, bedanya adalah alat ini berbentuk seperti gedung. Proyek yang telah didanai dari Kickstarter (web untuk starter) membutuhkan waktu penelitian dan pengembangan selama 3 tahun dan akhirnya alat ini telah sukses direalisasikan.


SMOG FREE TOWER di Rotterdam

Alat ini memiliki ketinggian 7 meter berbahan alumunium yang dapat membersihkan udara dengan kapaistas 30.000 m3 per jam namun tetap hemat energi. SMOG FREE TOWER diklaim hanya mengkonsumsi energi sebesar 1170 watt green electricity dan menerapkan positive ionization technology untuk “menjebak” debu yang telah dihisapnya sehingga udara yang keluar lebih bersih. Pada bulan Mei 2017, ilmuan dari Eindhoven University telah mempelajari efektifitas SMOG FREE TOWER dan didapatkan bahwa alat ini mampu menangkap hingga 70% partikel PM10 (partikel yang memiliki diameter 10 mikrometer atau kurang) dan 50% partikel PM2.5 (partikel dengan diameter 2.5 mikrometer atau kurang).

SMOG FREE TOWER di Beijing

SMOG FREE TOWER pertama kali diluncurkan pada  4 September 2015 di Rotterdam, Netherland yang merupakan tempat “kelahirannya”. Kemudian di tahun berikutnya, bulan September 2016, alat ini telah menjelajah hingga China. Kini di Beijing dan Tianjin, masyarakat dapat meraskan pengalaman bernafas lega setelah adanya alat ini. Setelah beroperasi di Beijing selama 41 hari, alat ini di klaim telah membersihkan udara sebesar 30 juta m3 yang menurut Studio Roosegaarde merupakan volume 10 kali dari Stadion Bird’s Nest di China.

SMOG FREE RING dari pengolahan debu

Hasil partikel debu yang diperoleh tidak hanya dibiarkan semata, debu tersebut dapat diubah menjadi cincin yang keren bernama SMOG FREE RING. Untuk membuat cincin tersebut, debu diproses menggunkan teknologi yang bertekanan dan bersuhu tinggi sehingga terbentuk batu gem. Dengan memesan cincin tersebut, kita telah berkontribusi membersihkan udara sebanyak 1000 m3.

Dilansir dari web Studio Roosegaarde, mereka juga sedang mengembangkan SMOG FREE BYCYCLE yang nantinya teknologi pembersih udara akan diaplikasikan di sepeda. Wah keren ya guys, kapan kira kira Indonesia menyusul?

Sumber: Studio Roosegaarde, ENS Air Cleaner

Komentar

Posting Komentar

Popular Posts

Inilah 9 Materi Paling Mahal Yang Ada di Dunia

Gambar
Mungkin sebagian besar dari kalian menganggap bahwa material paling mahal saat ini adalah emas, platina, dan kawan-kawannya ya. Kalau iya berarti kalian masih salah guys, karena logam mulia tersebut gak ada apapanya dibandingkan dengan materi dibawah ini. Bahkan, jika kalian jual ginjal pun kayaknya masih belum sanggup guys . Berikut adalah material-material termahal di dunia dilansir dari situs Rankred. 1.       Plutonium Jika anda mendengar plutoniam, adakah terlintas di pikiran kalian bahwa material ini berasal dari planet pluto? Yak, tentu saja! Apa yang kalian pikirkan memang salah. Plutonium bukan material dari planet pluto melainkan tercipta di laboratorium California Unversity oleh ilmuan bernama Glenn T. Seaborg dan Edwin McMillan. Penelitian ini merupakan salah satu penelitian yang benar-benar merubah dunia karena mendorong Proyek Manhattan (proyek pengembangan nuklir pada Perang Dunia II) untuk menciptakan “Trinity” yang diujikan di Al...
Baca selengkapnya

Fakta Matahari Buatan China Dengan Panas 100 Juta Derajat Celcius Yang Harus Kalian Ketahui

Gambar
Belum lama ini saya pernah membaca artikel berita online di berbagai platform tentang China yang telah menciptakan “Matahari” buatan. Dan seperti yang saya prediksi respon mengenai netizen kadang membuat saya terhibur seperti: “Hoaxx, nggak mungkin matahari bisa dibuat” “Dosa woy, mau nyamain ciptaan tuhan” “Mau kiamat nih dunia” “Ngga ada gunanya bikin begituan” Atau yang lebih baik dari yang diatas: “Kalau ada matahari di bumi, bumi bisa ancur” “Mana ada material yang bisa nahan panas matahari” “Halah segitu doing, Indonesia matahari udah dimana mana, sampe buka cabang” Ya begitulah beberapa respon masyarakat yang saya jumpai mengenai berita ini. Sebenarnya dengan judul “membuat matahari” seakan akan kelihatan berlebihan, namun memang tidak bisa dipungkiri bahwa tujuan media sejatinya ingin menarik banyak orang untuk membacanya. Namun sebenarnya tujuan mereka bukanlah membuat “matahari” yang sesungguhnya, melainkan mereka meneliti mengenai reaksi nuk...
Baca selengkapnya